5 MENTAL SEORANG PENULIS
Sumber gambar :https://dittawidyautami.blogspot.com/
Malam ini, Jumat 22 Januari 2021, kembali saya mengikuti kelas Guru Belajar Menulis PGRI angkatan 17 pertemuan ke 9, melalui Whatshaap Grup yang dilaksanakan mulai pukul 20.00 Wita. Dipandu oleh moderator Pak Cip. Malam ini menghadirkan pemateri yang handal dalam hal menulis, yaitu Ditta Widya Utami, S.Pd. Guru SMPN 1 Cipeundeuey, Subang dengan judul materi Mental Seorang Penulis.
Untuk lebih mengenal bu Ditta Widya Utami kami peserta malam ini diarahkan ke alamat blog berikut ;
https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html
dihalaman blog ini kita disuguhkan profil dari pemateri yang malam ini, sungguh mencengankan masih begitu muda namun sudah seabrek karya dan prestasi.
Dengan tayangan video, pemateri mulai menjelaskan mengenai Mental Seorang Penulis.
Diawali dengan irigan gitar dan lagu dari Sheila On 7 ( Band Andalan jaman dulu) Bu Ditta mengawali penjelasannya. sebagai seorang penulis harus berbahagia dengan hari ini, yang mungkin hari nanti menjadi hari yang bersejarah dan penuh cerita yang menyenangkan.
Seorang penulis harus memiliki 5 mental, sebagai seorang penulis.
yang dapat digambarkan seperti berikut ini :
berdasarkan gambar disamping diuraikan seperti berikut ini ;
1. Siap Konsisten
"Teruslah menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi." (Omjay)
Satu kutipan di atas sebetulnya sudah cukup menjadi bekal untuk kita sebagai penulis pemula. Jika kita sudah berniat untuk meningkatkan skill menulis, maka kita harus ingat bahwa menulis adalah sebuah kata kerja. Artinya, harus ada tindakan nyata.
Saat ini banyak sekali platform untuk menulis yang bisa kita manfaatkan, seperti blog, facebook,WA, IG, whapaad, sehingga menunjukkan mental kita untuk selalu menulis.
2. Siap Dikritik
Saat kita memutuskan untuk mempublikasikan hasil tulisan kita di blog/buku/media sosial/media massa, dan sebagainya, maka penting kita sadari bahwa tulisan kita telah menjadi "milik publik".Dengan demikian, kita harus menyiapkan mental untuk menerima masukan dari publik. Tak hanya bersiap untuk komentar baik, kita pun harus bersiap bila ternyata ada yang mengkritik dengan cukup tajam atas tulisan kita. Karena pada dasarnya kritik ada yang bersifat positif dan ada yang negatif.
3. Siap Belajar
Jika sudah senang dan konsisten menulis, sudah bisa menerima saran maupun kritik, maka sungguh kita memiliki mental untuk belajar bertumbuh.
Ada dua cara yang dapat ditempuh :
a. Melakukan riset
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tulisan adalah dengan melakukan riset. Bisa dengan berkunjung ke perpustakaan, berkunjung ke toko buku untuk mengamati buku-buku best seller, melacak apa yang sedang menjadi trend di sosial media maupun dengan google traffic, dsb.
b. Tambah Bacaan
Saat ini, dimana literasi begitu digaungkan, maka kita harus menyiapkan mental untuk siap menjadi orang yang literat. Salah satunya dengan meningkatkan daya baca.
4. Siap Ditolak
Mental berikutnya yang perlu kita sadari adalah siap ditolak oleh media maupun penerbit, dll.
Saat naskah kita ditolak, coba lagi dan lagi. Atau cari alternatif lain. Misal dengan menerbitkan sendiri atau dipublish di berbagai media sosial.
JK Rowling pernah ditolak belasan penerbit. Dewi "Dee" Lestari sang penulis Supernova pun pernah merasakan ditolak penerbit. Bahkan sekelas novelis horor Stephen King pun pernah ditolak.
jadi kita jangan galu kalau ada penolakan terhadap karya kita. kita punya kesempatan untuk memperbaiki dan mencari penerbit lain.
5. Siap Menjadi "Unik"
The last but not least. Mental yang perlu kita tanamkan untuk menjadi penulis adalah just be yourself. Jadilah diri sendiri. Jadilah unik.
Maksudnya dalam menulis nggak perlu terlalu ikut-ikutan seperti orang kebanyakan. Tulis saja apa yang paling kita sukai. Yang paling sesuai dengan diri kita.
Omjay misalnya selalu unik dengan tulisan setiap harinya. Mr. Bams unik dengan kalimat-kalimat positifnya. Dan Bu Kanjeng yang unik dengan gaya bahasanya yang begitu hidup.
Tengok blog atau buku Raditya Dika, isinya pasti humor. Jika membaca buku-buku Justin Gaarder (penulis Dunia Sophie), jangan heran jika terselip unsur filsafat. Karena basicnya beliau memang pernah jadi guru filsafat sebelum menjadi penulis.
jadi , apa yang unik dalam diri kita? Mari kita tuangkan dalam bentuk tulisan.
Jadilah penulis jujur yang apa adanya dan ada apanya. Tidak dibuat-buat/dipaksakan (apa adanya) namun tetap berbobot (ada apanya). *Yang kedua bisa kita tingkatkan dengan terus berlatih menulis dan membaca.
Akhirnya memasuki tanya jawab dan peserta sangat antusias dalam bertanya mengenai bagaimana memiliki 5 mental sebagai penulis, yang dijawab secara gamblang oleh pemateri bahwa 5 mental tersebut kita harus miliki dengan banyak melatih diri kita dengan menulis dan banyak membaca sehingga kita dapat memiliki banyak kosa kata, dan kita harus mengenali diri kita, apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kita. Jangan malu jika ada kesalahan sebab tulisan bisa di edit atau buku bisa direvisi.
"Kita harus selalu bahagia dan lakukan yang terbaik".
Amiruddin, S.Pd.
Maros, 22 Januari 2021
kreeen....top dah. semangaaat
BalasHapusWaah mantul, gercep namun ttp tulisannya berbobot dan enak tuk dibaca. Lanjutkan !
BalasHapuswow, wow, wow. mantap. semangat berkarya, semangat menginspirasi
BalasHapusWah, blognya bagus. Nyaman untuk baca berlama lama. Terima kasih sudah membuat resumenya 🙏🏻
BalasHapusMantap.tulisannya....semangat terus ya pak.
BalasHapusMantap pa Amir, jadi penilis hebat.
BalasHapussip pak
BalasHapusBagus sekali pak Amiruddin...
BalasHapusLanjutkan 👍