Senin, 15 Februari 2021

RAHASIA CARA MENULIS BUKU DALAM SEMINGGU ALA PROF. DR. EKO INDRAJIT

 

RAHASIA CARA MENULIS BUKU DALAM SEMINGGU

 ALA PROF. DR. EKO INDRAJIT



Malam ini malam yang sangat spesial bisa mengikuti kelas belajar menulis PGRI pertemuan ke -19, dengan pemateri yang sangat luar biasa, yaitu Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA.

Biodata beliau dapat kita lihat dengan lengkap seperti yang kami kutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit   

Dapat kami tampilkan sebagai berikut : Richardus Eko Indrajit (Lahir di Jakarta24 Januari 1969) atau Eko Indrajit adalah seorang akademisi dan pakar teknologi informatika asal Indonesia. Selain dikenal sebagai pakar teknologi, Eko Indrajit merupakan seorang pendidik, narasumber berbagai seminar, lokakarya, dan penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri.[1] Kini, ia tercatat sebagai salah satu anggota Pengurus Besar PGRI dan menjadi Ketua PGRI Smart Learning Center and Character (PSLCC) yang berpusat di Gedung Guru Indonesia, PB PGRI, Jalan Tanah Abang III/24 Jakarta Pusat.

Kegiatan ini diawali dengan sapaan dari Om Jay dan dilanjutkan oleh Ibu moderator yang tak kalah hebatnya Ibu Aam.

Prof Eko Indrajit mulai menyapa kami para peserta dan mengucapkan terima kasih kepada Om Jay dan bu Aam. Materi yang beliau akan bawakan pada malam ini adalah; Kiat Menulis Buku dalam Seminggu.

Beliau memulai menguraikan kiat dan pengalaman beliau sehari hari dalam menulis.

Setiap kali kita sebagai manusia senang bercerita dan ngobrol, bicara ke sana ke mari dengan siapa saja kita berjumpa. Seandainya ada punya waktu seminggu berliburan bersama suami/istri dan anak-anak, pasti dalam seminggu tersebut banyak sekali yang bisa diceritakan

Beliau memberikan contoh pada hari ini beliau bersama anak bungsunya yang masih anak SD usian 6 tahun. Mereka ngobrol masalah pengalaman belajar online dengan guru guru anaknya. Dari jam 8 pagi hingga 12 siang, beliau mengikuti kelas anaknya dengan tiga orang gurunya Setelahnya beliau  melihat anaknya bersama ibunya tertawa-tawa sambil mengerjakan tugas untuk keesokan harinya.

Karena iseng, beliau menulis pengalamannya tersebut dalam sebuah catatan pribadi, dan terkejut ketika sedang asik-asik menulis, ternyata sudah jadi 10 halaman Padahal yang beliau  tulis adalah menceritakan kembali apa yang beliau alami dari pagi hingga petang hari. Ini dapat kita bayangkan apabila kita lakukan setiap hari, berarti dalam sebulan bisa jadi 300 halaman.

Jika kita lihat sederhana sekali, kenapa bisa sesederhana itu beliau memberikan tips menulis buku dalam 1 minggu.

Mengubah berkomunikasi via oral (mulut) ke dalam via tulisan adalah cara jika ingin menulis dan menerbitkan buku dalam satu minggu.

Bila kita  punya hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, dan lain-lain Pilihlah satu topik yang sangat kita  SUKAI dan yang kita KUASAI karena pengalaman kita,  namun jangan ceritakan ke orang lain via obrolan (mulut/verbal), tetapi lakukan dengan cara menuliskan apa yang ingin kita  omongkan via tulisan.

Jadi yang suka Manchester United silahkan setiap hari bicara apa saja mengenai MU, yang suka kulineran silahkan bicara mengenai makanan, yang suka main catur silahkan cerita mengenai taktik bermain catur, yang suka nyanyi silahkan kumpulkan lagu-lagu nostalgia anda, yang suka bikin puisi monggo buat satu puisi per hari.

Intinya sederhana. Kalau setiap hari kita biasa sholat lima waktu bagi yang muslim atau berdoa bagi yang lain, maka ditambahkan sekarang dengan cara menulis satu halaman per hari (seperti yang diajarkan Oom Jay). Jika biasanya kalau sudah ketagihan, kita naikkan porsinya jadi 2-5 halaman per hari

Beliau biasanya setiap hari menulis 1-3 halaman, tapi pas hari Sabtu atau Minggu bisa berpuluh-puluh halaman - isinya macam-macam, dari mulai cara mengajar, teknik main sulap kartu, update teknologi terbaru, dan lain sebagainya

Beliau  mendengar para peserta adalah para blogger hebat, artinya semua sudah memiliki modal untuk menulis - jadi lakukan saja tanpa harus menunggu.  Hambatan menulis datang dari diri kita sendiri, yang pasti paling banyak mengatakan tidak ada waktu - padahal justru saat pandemi inilah waktu paling tepat untuk menulis karena semuanya WFH

Menulis juga bisa di picu karena hal-hal lain. Misalnya kita orang tua yang sering sekali memberikan nasehat ke anak-anak remaja tapi mereka cuek atau tidak mendengarkan. Yang beliau lakukan adalah nasehat tersebut beliau tulis dalam bentuk "surat untuk anakku yang kubanggakan", beliau print, dan di taruh di meja anaknya.. Alhasil, anaknya justru semakin cinta dengan ayahnya (padahal kalau dinasehati dia tidak mau).

Istrinya juga sering beliau isengin. Beliau buatkan dia puisi, pantun, syair, dan gurindam, padahal susunan kata-katanya beliau ambil dari rangkaian lagu-lagu yang diciptakan almarhum A. Riyanto. Alhasil, hubungan mereka semakin romantis.

Beliau juga bersyukur kedua orang tua masih ada dan lengkap. Setiap mereka ulang tahun, beliau persembahkan berbagai karya tulisan yang mengingatkan pada indahnya masa-masa kecil dulu ketika kita semua masih bersama dalam satu atap rumah. “Oooooo.... ayah dan ibu saya pasti tersenyum sambil menangis haru...  a priceless moment....”

Intinya adalah bahwa menulis itu bukan saja bertujuan untuk publikasi. Bagi beliau menulis adalah untuk meningkatkan imunitas tubuh (supaya tidak mudah terjangkiti covid). Karena dengan menulis beliau dapat membuat orang lain bahagia, tersenyum, gembira, tertawa..... Itulah hebatnya sebuah pena... eh, itu jaman dulu ya, jaman sekarang pakai keyboard....atau jempol di handphone.

Sebagai pribadi beliau juga ingin agar anak, cucu, cicit, dan cicit-cicitnya nanti bisa mengenal siapa kita sebagai mbah-mbah-mbah buyutnya. Karena apapun yang kita tulis akan terekam abadi di dunia maya. Begitulah hal-hal yang membuat beliau senang menulis, termasuk menerima tawaran Oom Jay yang mengharuskan beliau mengetik via WA ini... sekaligus melatih kecepatan mengetik 10 jarinya.

Jadi teman-teman, jangankan seminggu, satu hari jika kita memutuskan untuk menulis dari pagi sampai malam, pasti bisa menjadi buku. Kadang-kadang untuk memaksa, beliau suka mendisrupsi dirinya sendiri. Misalnya dengan membayangkan hal yang aneh-aneh. Semisal, seandainya kita diberitahu malaikat bahwa usia kita tinggal 24 jam lagi, dan dalam waktu itu kita tidak bisa bertemu dengan siapa-siapa kecuali disediakan keyboard, komputer, dan Microsoft Word, kita akan menuliskan apa dan kepada siapa? Beliau yakin kita akan berhasil membuat buku yang mengharukan dalam waktu 24 jam.

Inilah tips yang sangat hebat dan sebenarnya dapat kita laksanakan jika kita memiliki kemauan dan ketekunan dalam menulis.

Akhirnya kegiatan malam ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Namun sebelum peserta bertanya ada pertanyaan khusus dari moderator ibu Aam mengenai keinginan peserta mengikuti challenge menulis satu minggu sehingga bukunya bisa diterbitkan penerbit mayor PT Andi. Masih adakah kesempatan itu khususnya bagi gelombang 17 dan umumnya bagi alumni peserta gelombang menulis Om Jay?.

Beliau menjawab ,bisa, karena ini gelombang ke-17, bagaimana kalau kita buat grup baru untuk menulis dalam seminggu . Program ini kita beri nama Februari-17. Belau mengarahkan, berkaca pada pengalaman keberhasilan teman-teman yang lalu, agar bisa menulis dalam seminggu, masing-masing anda sebelum mengikuti program ini harus mengetahui dulu syarat-syarat apa sajakah yang biasa dilihat oleh para publisher.Jika sudah tahu syaratnya di depan, akan mempercepat proses penulisan. Karena kebanyakan yang mengikuti program yang lalu ketika mulai masih belum memiliki judul, tema, atau fokus yang ingin dituliskan.

Sebagai closing statement dari beliau “harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Artinya adalah bahwa dari semenjak dulu nenek moyang kita ingin agar kita menulis, karena hanya dengan menulislah maka kita dapat hidup seribu tahun lagi”.

“Selamat berkarya teman-temanku tercinta. Seperti kata Oom Jay, menulislah, dan lihatlah apa yang terjadi. Menulis adalah doa, menulis adalah cinta, menulis adalah karya, menulis adalah jiwa, menulis adalah manusia".


Penulis :

Amiruddin, S.Pd.
Guru IPS SMP Negeri 23 Simbang.




17 komentar:

  1. Mantap bapak...cepat, lengkap, dan tepat

    BalasHapus
  2. mantap, komplit, keren pak Amir
    semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
  3. Lengkap resumenya pak...kerenπŸ˜πŸ‘

    BalasHapus
  4. Kereeen.. resume yg cepat..mantaap..

    BalasHapus
  5. selamat anda mendapatkan hadiah buku dari penerbit andi yogyakarta, mohon kirimkan alamat lengkap dan nomor hpnya ke omjay di wa 08159155515

    BalasHapus
  6. Luar biasa, Pak...ingin bisa seperti itu.

    BalasHapus
  7. Mantap bin mntuL. Selalu luar biasa artikelnya. Selamat dan sukses.πŸ‘πŸ™

    BalasHapus

Geliat Guru Maros dalam memperingati HGN ke 76 Tingkat Kabupaten Maros

HGN 76 Tingkat Kabupaten Maros Dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Guru Nasional yang ke 76 yang jatuh pada tanggal 25 November 2021,...