"Pasar Jongkok"

 PASAR JONGKOK

Matahari telah memancarkan sinarnya indah dan menghangatkan badan. Kokok  ayam jantan yang bertugas membangunkan warga setempat kalau hari sudah pagi. Awan di atas sana sangat cerah, hamparan sawah yang hijau menyegarkan pandangan mata. Kicauan burung dari dahan pohon sambil beterbangan menyambut indahnya hari ini.

Hari tanpa kesibukan rutin seperti setiap pagi, kami nikmati dengan pergi ke "pasar jongkok". Istilah ini melekat karena para pedagang menjajakan bahan jualannya di atas terpal/tikar di halaman pasar , sedangkan pembeli juga menawar barang dan membeli dalam keadaan jongkok.

Semua pasar pasti hampir sama, namun di pasar ini kita akan mendapatkan harga yang lebih murah baik itu sayuran maupun buah buahan. Pasar ini sudah buka mulai jam 05.00 shubuh dan tutup jam 10 pagi. Pedagang keliling istilah di kampung kami "pagandeng"  membeli sayuran di tempat ini, kemudian itulah yang dijual kembali berkeliling kota dan desa tempat mereka menjajakan jualannya.

Di masa pandemi covid-19 sekarang ini sepertinya tak terlalu berpengaruh bagi para penjual, mereka jarang ada yang memakai masker, justru pembeli yang lebih sadar dalam protokol kesehatan. Saya sempat bertanya "pak, kenapa tidak pakai masker ?".  Yang memakai masker itu hanya pegawai , jawabnya spontan. sambil tersenyum aku dalam hatiku berkata, iya juga yah. 

Mungkin tanpa mereka sadari bahwa virus covid-19 mengintai mereka, tapi karena tidak ada pemeriksaan jadi mereka santai saja, beda dengan pegawai. Tapi harus tetap waspada dan selalu menjaga kesehatan agar terhindar dari covid-19.

Belanjaan di motorku sudah berdesakan , beberapa ikat kantong merah yang berisi sayuran dan buah-buahan untuk persiapan santapan dirumah sudah siap. Waktunya balik kanan, jangan lupa bayar uang parkir  Rp. 2.000.

Maros, 24 Januari 2021.

Amiruddin 

Belajar menulis